Langsung ke konten utama

MEMILIH DAN MEMILAH CALON PEMIMPIN YANG BERETIKA



Ilustrasi
Re-post. Tahun ini merupakan tahun dengan suhu politik yang sangat tinggi. Diawali hajatan pesta legislatif yang dihiasai sebuah fenomena yang menurut hemat saya cukup memalukan yang terjadi di negara yang (katanya) demokrasi ini. Sebuah pendidikan politik yang buruk tatkala gembar-gembor mengatasnamakan rakyat, namun ketika hasil berbicara lain, rame-rame “menarik” kembali apa yang pernah diberikan ketika masa kampanye sampai tersedianya fasilitas untuk Caleg yang setres dikarenakan gagal menuju gedung parlemen.

Saat ini, tensi semakin meninggi tatkala partai politik sudah seperti cacing kepanasan guna mencari “rekan” untuk diajak “berteman” yang diidolakan dengan istilah koalisi dalam pemerintahan. Ada partai yang begitu terbuka menunjukkan jalan politiknya, ada yang terkesan malu-malu bahkan ada partai yang berhati-hati tapi bingung mencari “hunian” yang aman nan nyaman. Dan yang terbaru, dari awal menjadikan dirinya Calon Presiden sampai mengirimkan surat pribadi dengan harapan mendapat dukungan rakyat, sekarang berubah prinsip dan “rela” turun posisi menjadi Calon Wakil Presiden dengan “modus” demi rakyat.
Tentu kita selaku rakyat kecil yang “awam” akan ilmu perpolitikan yang begitu menggilitik menjadi bertanya-tanya dan bingung harus bersikap, berbuat serta bertindak seperti apa guna mendapatkan Presiden dan Wakil Presiden masa depan yang bekerja benar-benar untuk kepentingan rakyat, bukan bekerja demi kebesaran partai dan nafsu belaka yang disuguhkan oleh partai-partai di negara kita ini.
Guna menjawab “kegelisahan” kita ini, mungkin hal yang saat ini kita bisa lakukan perlahan adalah memilih dan memilah terkait siapa kira-kira calon presiden yang nantinya menjadi pemimpin di negara kita ini dengan tanpa adanya campur tangan partai politik, yaitu dengan menilai dan menimbang seorang pemimpin yang mempunyai kadar etika positif, baik etika secara pribadi maupun dalam organisasi pemerintahan nantinya, sehingga kita dapat memiliki pemimpin yang berkualitas yang memiliki integritas serta kinerja yang baik dimata orang-orang yang dipimpinnya.
Etika merupakan perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai, norma-norma dan hal-hal baik yang difungsikan sebagai penuntun dalam berucap, bersikap dan bertindak menjalankan kehidupan menuju ke tingkat yang lebih baik.
Etika kepemimpinan pemerintahan dapat kita maknai sebagai implementasi pemerintah yang memedomani nilai-nilai pemerintahan dalam konteks kepemimpinan nasional yang terkristalisasi dalam Pancasila dan UUD 1945 dan dalam lingkup lokal, kearifan budaya dan tata nilai masyarakat setempat.
Sebagaimana yang dikemukakan ole Greetz bahwa pemimpin adalah Examply Center, dimana pemimpin memegang setral suatu organisasi. Apabila pemerintah dikelola oleh pemimpin yang memegang erat etika kepemimpinan, maka rakyat akan menerimanya sebagai bentuk rahmad dan kemuliaan.
Pemimpin yang beretika tidak akan pernah punya niat untuk menyingkirkan bakat-bakat hebat yang menjanjikan masa depan cerah. Dia akan mengilhami semua orang dengan memberikan motivasi dan keteladanan untuk mampu mencapai keungulan dan menstimulasi semua orang untuk berfikir dan bekerja efektif. Dia tidak akan dengan gampangnya memutasi serta men_non-job_kan pegawai hanya karena dendam politik semata atau sekedar bagi-bagi kado kemenangan Pilpres atau memuaskan syahwat kekuasaannya belaka.
Kepemimpinan beretika akan membuat suasana hubungan kerja dalam pemerintahan lebih nyaman dan terhindar dari konflik, baik vertikal maupun horizontal. Pemimpin yang beretika, dalam menjalankan kepemimpinannya harus mampu menjaga perasaan orang lain, khususnya dalam mengeluarkan statemen serta senantiasa mampu memecahkan segala bentuk permasalahan dengan cepat, tepat, dan rendah hati yang mengedepankan proses dialogis dan sikap yang jujur, disiplin, konsekwen dan dapat dipercaya.
Kita semua yakin dan percaya, tidak ada siapapun yang ingin disebut sebagai pemimpin tanpa etika. Namun kekuasaan dan kekuatan dalam cengkraman diri akan menjadi batu sandungan dan godaan untuk mempermainkan kekuasaan dan kekuatan sesuai nafsu dan ego diri. Padahal, kekuasaan dan kekuatan itu ada karena titipan dari orang-orang yang percaya pada integritas pimpinan. Oleh karena itu pemimpin tidak boleh lupa dalam menjalani kekuasaan dan kekuatan harus  tetap dengan panduan etika dan moralitas yang tinggi. Mengapa? Karena negara kita saat ini membutuhkan pemimpin yang tangguh serta luar biasa, karena besarnya negara ini, majunya negara ini tergantung pada pemimpinnya. Pemimpin bertugas dan berkewajiban memimpim, pengikut hanya mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, tegas, dan bijak, maka mau dibawa kemana negara tercinta kita ini? Mau kemana kita ini berjalan jika tanpa ada yang di “panuti”.
Lalu, siapa calon presiden yang layak menjadi pemimpin negara kita ini? Yang beretika, tegas, dan bijak? Semua tergantung dari pribadi kita masing-masing dalam menentukannya. Selamat berdemokrasi!! Merdeka!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mudah Menggambar Tali di CorelDRAW

Cara Mudah Menggambar Tali di CorelDRAW Sebenarnya Artistic media adalah tool yang bertujuan untuk membuat brush yang nantinya kita gunakan untuk membuat gambar-gambar rumit yang dirasa sulit untuk membuatnya secara manual, kalaupun bisa akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk membuatnya, misalnya untuk membuat tali yang melingkar-lingkar. Dengan memanfaatkan Artistic Media tool kita dengan mudah untuk membuatnya, seperti pertanyaan teman kita pada Komunitas Pengguna CorelDRAW Indonesia beberapa waktu lalu tentang membuat tali melingkar. 

Cara Membuat Rantai Melingkar Dengan CorelDRAW

Trik atau cara membuat rantai melingkar dengan CorelDRAW ini merupakan trik original yang belum pernah di posting di blog atau website manapun, kalaupun ada bisa dimungkinkan hasil dari copas atau ide dari blog kita tercinta ini. Soalnya dalam pencarian aku obok-obok tidak menemukan satupun tutorial seperti ini, sehingga aku berfikir keras untuk mencari trik yang benar-benar jitu dan cepat dengan sedikit menggunakan rumus matematika untuk membuat sebuah object rantai melingkar.

ETIKA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI SEKOLAH

               Pada dasarnya jiwa kepemimpinan dimiliki oleh setiap diri manusia (self leadership), setidaknya dirasakan manakala seseorang melewati suatu proses merencanakan dan menetapkan suatu keputusan guna merealisasikan tujuan hidupnya, namun dalam mengaktualisasikan kepemimpinan itu sendiri sering sekali manusia dihadapkan pada berbagai problematika hidup silih berganti, tidak sedikit persoalan muncul hanya disebabkan kesalahan dalam bertindak dan keliru mempersepsikan sesuatu, untuk menghindarinya menjadi penting faktor pengendali diri, salah satunya adalah dengan mempedomani nilai-nilai etika dan moralitas dalam kehidupan, jadi kepemimpinan dengan etika dan moralitas merupakan satu kesatuan yang sangat erat.