Langsung ke konten utama

Daya Tarik Wisata

Kawah Ijen
Menurut undang – undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan , ada dua jenis objek dan daya tarik wisata , yaitu (1) objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna; dan (2) objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.
Menurut Karyono (1997) suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik di samping harus ada objek dan atraksi wisata, juga harus memiliki tiga syarat daya tarik, yaitu: (1) ada sesuatu yang yang bisa dilihat (something to see); (2) ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do); (3) ada sesuatu yang bisa dikerjakan (something to do); (3) ada sesuatu sesuatu yang bisa dibeli (something to buy)
Menurut Spillane (2002) ada lima unsur penting dalam suatu objek wisata yaitu: (1) attraction atau hal – hal yang menarik perhatian wisatawan;(2) facilities atau fasilitas - fasilitas yang diperlukan; (3) infrastructure atau infrastruktur dari objek wisata, (4) transportation atau jasa – jasa pengangkutan; (5) Hospitality atau keramahtamahan, kesediaan untuk menerima tamu.
Terkait dengan lingkungan kepariwisataan, menurut Dwyer dan Forsyth (1996) dalam Mudana (2002:24) terdapat tiga jenis sumber daya, yaitu (1) natural resources (sumber daya alamiah seperti gunung, pantai, wilayah liar, gurun, lautan, danau, flora dan fauna, iklim, sinar matahari, iklim dan sebagainya); (2) Man Made Resources (sumber daya buatan manusia seperti kota historis dan modern , desa, hiburan, campuran antara rekreasi dan olah raga, monumen, situs, bangunan dan relief, museum dan sebagainya); (3) human Resources (sumber daya manusia seperti populasi penduduk suatu destinasi,\
Daya Tarik Wisata sejatinya merupakan kata lain dari obyek wisata namun sesuai peraturan pemerintah Indonesia tahun 2009 kata obyek wisata sudah tidak relevan lagi untuk  menyebutkan suatu daerah tujuan wisatawan maka digunakanlah kata “ Daya Tarik Wisata” maka untuk mengetahui apa arti dan makna dari daya tarik wisata di bawah ini adalah beberapa definisi/pengertian mengenai DayaTarik Wisata menurut beberapa ahli :
1.      Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
2.     A. Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun 1985 menyatakan bahwa daya tarik wisata atau “tourist attraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu
3.    Nyoman S. Pendit dalam bukunya “ Ilmu Pariwisata” tahun 1994 mendefiniskan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat.
4.    Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai yang tinggi, yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu.
5.    Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang menjadi tujuan kunjungan wisatawan
6.   Daya Tarik Wisata adalah sifat yang dimiliki oleh suatu obyek berupa keunikan, keaslian,    kelangkaan, lain dari pada yang lain memiliki sifat yang menumbuhkan semangat dan nilai bagi wisatawan” (budpar)
7.    Daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu.
Dalam UU No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah suatu yang menjadi sasaran wisata terdiri atas :
1.     Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna.
2.      Daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan komplek hiburan.
3.      Daya tarik wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat ziarah dan lain-lain

2.      Pembagian Daya Tarik Pariwisata
Daya tarik wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintahan di bagi menjadi tiga macam, yaitu :
a)  Daya Tarik Wisata Alam
     Daya Tarik Wisata Alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4 kawasan yaitu :
1.    Flora fauna
2.    Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya eksistem pantai dan ekosistem hutan bakau
3.     Gejala alam,misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau
4.    Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha perikanan

b)  Daya Tarik Wisata Sosial Budaya
 Daya Tarik Wisata Sosial Budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai onjek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan dan kerajinan.

c)    Daya Tarik Wisata Minat Khusus
Daya Tarik Wisata Minat Khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Contohnya: berburu mendaki gunung, arung jeram, tujuan pengobatan, agrowisata, dll.
Perencanaan dan pengelolaan Daya tarik wisata alam, sosial budaya maupun objek wisata minat khusus harus berdasarkan pada kebijakan rencana pembangunan nasional maupun regional. Jika kedua kebijakan rencana tersebut belum tersusun, tim perencana pengembangan daya tarik wisata harus mampu mengasumskan rencana kebijakan yang sesuai dengan area yang bersangkutan.

3.      Syarat-syarat untuk daerah daya tarik wisata
Suatu Daya Tarik Wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, menurut Maryani (1991:11) syarat-syarat tersebut adalah :
a)      What to see
Di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan “entertainment” bagi wisatawan. What to see meliputi pemandangan alam, kegiatan, kesenian dan atraksi wisata.
b)      What to do
Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama ditempat itu.
c)      What to buy
Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang ke tempat asal.
d)      What to arrived
Di dalamnya termasuk aksesbilitas, bagaimana kita mengunungi daya tarik wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut.
e)      What to stay
Bagaimana wisatawan akan tingggal untuk sementara selama dia berlibut. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel non berbintang dan sebagainya.

Selain itu pada umunya daya tarik wisata suatu objek wisata berdasarkan atas :
1.    Adanya sunber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.
2.    Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
3.    Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka .
4.    Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.
5.    Punya daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.
6.    Suatu daerah dikatakan memiliki daya tarik wisata bila memiliki sifat :
7.    Keunikan, contoh: bakar batu (di Papua) sebuah cara masak tradisional mulai dari upacara memotong hewan (babi) sampai membakar daging, sayuran dan umbi/talas yang disekam dalam lubang, ditutup batu lalu dibakar, serta keunikan cara memakan masakan tersebut.
8.    Keaslian, alam dan adat yang dilakukan sehari-hari, dalam berpakaian dan kehidupan keluarga dimana seorang perempuan lebih mengutamakan menggendong babi yang dianggapnya sangat berharga dari pada menggendong anak sendiri.
9.    Kelangkaan, sulit ditemui di daerah/negara lain
10.  Menumbuhkan semangat dan memberikan nilai bagi wisata.

Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik yang dimiliki objek tersebut dengan mengacu pada ceritera keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan, yaitu diantaranya adalah:
1.   Kelayakan Finansial
Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dan pembangunan objek wisata tersebut. Perkiraan untung-rugi sudah harus diperkirakan dari awal. Berapa tenggang waktu yang dibutuhkan untuk kembali modal pun sudah harus diramalkan.
2.   Kelayakan Sosial Ekonomi Regional
      Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata juga akan memiliki dampak sosial ekonomi secara regional; dapat menciptakan lapangan kerja berusaha, dapat meningkatkan penerimaan devisa, dapat meningkatkan penerimaan pada sektor yang lain seperti pajak, perindustrian, perdagangan, pertanian, dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan hal ini pertimbangan tidak semata-mata komersial saja tetapi juga memperhatikan dampaknya secara lebih luas.
3.   Layak Teknis
      Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dengan melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan diri untuk membangun suatu objek wisata apabila daya dukung objek wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu objek wisata tersebut membahayakan keselamatan para wisatawan.
4.   Layak Lingkungan
      Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan pembangunan suatu objek wisata. Pembangunan objek wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan pembangunannya. Pebangunan objek wisata bukanlah untuk merusak lingkungan, tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia sehingga terciptanya keseimbangan, keselarasan, dan keserasian hubungan antara manusia dengan lingkungan alam dan manusia dengan Tuhannya.
Penentuan Unsur Pengembangan dan Bobot Daya Tarik Wisata Pariwisata dilandasi oleh mpengertian dan konsep disajikan dalam blog pedoman ini dikembangkan dengan menentukan unsur-unsur yang berpengaruh terhadap pengembangan destinasi pariwisata dan memberikan bobot atau nilai penting terhadap masing-masing unsur tersebut.
Penentuan unsur utamanya berkaitan dengan pengembangan suatu produk pariwisata di suatu destinasi.


4.  Atraksi  wisata
a.     Atraksi wisata seni, budaya, warisan sejarah, tradisi, kekayaan alam, hiburan, jasa, dan lain-lain hal yang merupakan daya tarik wisata didaerah tujuan wisata.
b.      Atraksi wisata dapat berupa kejadian-kejadian tradisional, kejadian-kejadian yang tidak tetap, dan pembuatan keramik di Kasongan. Beberapa atraksi wisata di Indonesia yang sering dikunjungi wisatawan, misalnya perayaan Sekaten di Yogya dan Sala, Upacara Ngaben di Bali, gerhana matahari total, dan pekan Raya Jakarta (Jakarta Fair). Berdasarkan pengertian objek wisata dan atraksi tersebut, dapatlah dikemukakan perbedaan dan persamaan antara objek wisata dan atraksi wisata.]

5. Meningkatkan Daya Tarik
Agar suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik, disamping harus ada objek dan atraksi wisata, suatu DTW harus mempunyai 3 syarat daya tarik yaitu:
a. ada sesuatu yang bisa dilihat (something to see)
b. ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do)
c. ada sesuatu yang bisa dibeli (something to buy)
     Ketiga syarat tersebut merupakan unsur-unsur untuk mempublikasikan pariwisata.
     Seorang wisatawan yang datang kesuatu DTW dengan tujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) dan kepuasan (satisfactions). Manfaat dan kepuasan tersebut dapat diperoleh apabila suatu DTW mempunyai daya tarik. Prof.Marrioti menyebut daya tarik suatu DTW dengan istilah attractive spontanee, yaitu segala sesuatu yang terdapat didaerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ketempat tersebut.
     Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu DTW antara lain dapat dirinci sebagai berikut.
a.       Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (natural)
1.    Iklim:
       Cuaca cerah (clean air), kering (dry), banyak cahaya matahari (sunny day), panas (hot), sejuk (mild), hujan (wet), dan sebagainya.
2.   Bentuk tanah dan pemandangan (land configuration and landscape):
Tanah yang datar (plains), gunung berapi (vocanos), lembah pegunungan (scenic mountain), danau (lakes), pantai (beaches), sungai (river), air terjun(water-fall), pemandangan yang menarik (panoramic views)
3.    Hutan belukar (the sylvan elements), misalnya hutan yang luas (large forest), banyak pepohonan (tress).
4.    Fauna dan flora, seperti tanaman-tanaman yang aneh (uncommon vegetation), burung-burung (birds), ikan (fish), binatang buas (wild life), cagar alam (national parks), daerah perburuan (huntingand photographic safari), dan sebagainya.
5.    Pusat-pusat kesehatan (health center):
Sumber air mineral (natural spring of mineral water), mandi lumpur (mud-baths), dan sumber air panas (hot spring).

b.      Hasil ciptaan manusia (man made supply)
Benda-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan (historical, cultural and religious):
1.    Momentum bersejarah dan sisa peradaban masa lalu
2.    Museum, art galery, perpustakaan kesenian rakyat, dan handicraft.
3.    Acara tradisional, pamderan, festival, upacara naik haji, upacara perkawinan, dan khitanan.
4.    Rumah-rumah ibadah, seperti masjid, gereja, kuil, candi maupun pura.

c.       Tata cara hidup masyarakat (the way of life)
Kebiasaan hidup, adat istiadat dan tata cara masyarakat merupakan daya tarik bagi wisatawan. Sebagai contoh:
1.      pembakaran mayat (ngaben) di Bali.
2.      Upacara pemakaman mayat di Tanah Toraja.
3.      Upacara Batagak Penghuku di Minangkabau.
4.      Upacara khitanan di daerah Parahiyangan.
5.      Tea ceremony di Jepang.
6.      Upacara waisak di candi mendut dan brobudur.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membuat Rantai Melingkar Dengan CorelDRAW

Trik atau cara membuat rantai melingkar dengan CorelDRAW ini merupakan trik original yang belum pernah di posting di blog atau website manapun, kalaupun ada bisa dimungkinkan hasil dari copas atau ide dari blog kita tercinta ini. Soalnya dalam pencarian aku obok-obok tidak menemukan satupun tutorial seperti ini, sehingga aku berfikir keras untuk mencari trik yang benar-benar jitu dan cepat dengan sedikit menggunakan rumus matematika untuk membuat sebuah object rantai melingkar.

ETIKA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI SEKOLAH

               Pada dasarnya jiwa kepemimpinan dimiliki oleh setiap diri manusia (self leadership), setidaknya dirasakan manakala seseorang melewati suatu proses merencanakan dan menetapkan suatu keputusan guna merealisasikan tujuan hidupnya, namun dalam mengaktualisasikan kepemimpinan itu sendiri sering sekali manusia dihadapkan pada berbagai problematika hidup silih berganti, tidak sedikit persoalan muncul hanya disebabkan kesalahan dalam bertindak dan keliru mempersepsikan sesuatu, untuk menghindarinya menjadi penting faktor pengendali diri, salah satunya adalah dengan mempedomani nilai-nilai etika dan moralitas dalam kehidupan, jadi kepemimpinan dengan etika dan moralitas merupakan satu kesatuan yang sangat erat.

Cara Mudah Menggambar Tali di CorelDRAW

Cara Mudah Menggambar Tali di CorelDRAW Sebenarnya Artistic media adalah tool yang bertujuan untuk membuat brush yang nantinya kita gunakan untuk membuat gambar-gambar rumit yang dirasa sulit untuk membuatnya secara manual, kalaupun bisa akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk membuatnya, misalnya untuk membuat tali yang melingkar-lingkar. Dengan memanfaatkan Artistic Media tool kita dengan mudah untuk membuatnya, seperti pertanyaan teman kita pada Komunitas Pengguna CorelDRAW Indonesia beberapa waktu lalu tentang membuat tali melingkar.