Langsung ke konten utama

SAPTA PESONA PARIWISATA




Sapta pesona merupakan sebutan bagi 7 unsur pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata di indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, rasa tanggung jawab segenap lapisan masyarakat, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat luas untuk mampu bertindak dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Logo Sapta Pesona ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor: KM.5/UM.209/MPPT-89 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sapta Pesona. Makna logo Sapta Pesona dilambangkan dengan Matahari yang bersinar sebanyak 7 buah yang terdiri atas unsur Kemanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan, Keramahan, dan Kenangan



1. Aman (Keamanan).

Tujuan: menciptakan lingkungan yang aman bagi wisatawan dan berlangsungnya kegiatan kepariwisataan, sehingga wisatawan tidak merasa cemas dan dapat menikmati kunjungannya.



Bentuk Aksi:

  • Tidak mengganggu wisatawan.
  • Menolong dan melindungi wisatawan.
  • Bersahabat terhadap wisatawan.
  • Memelihara keamanan lingkungan.
  • Membantu memberi informasi kepada wisatawan.
  • Menjaga lingkungan yang bebas dari bahaya penyakit menular.
  • Meminimalkan resiko kecelakaan dalam penggunaan fasilitas publik.



2. Tertib (Ketertiban)

Tujuan: Menciptakan lingkungan yang tertib bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu nenberikan layanan teratur dan efektif bagi wisatawan.



Bentuk Aksi:

  • Mewujudkan budaya antri.
  • Memelihara lingkungandengan mentaati peraturan yang berlaku.
  • Disiplin/tepat waktu.
  • Serba teratur, rapi dan lancar.
  • Seua sisi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat menunjukkan keteraturan yang tinggi.



3. Bersih (Kebersihan)

Tujuan: Menciptakan lingkungan yang bersih bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan higienis bagi wisatawan.



Bentuk Aksi:

  • Tidak membuang sampah/limbah sembarangan.
  • Turut menjaga kebersihan sarana dan lingkungan daya tarik wisata.
  • Menyiapkan sajian makanan dan minuman yang higienis.
  • Menyiapkan perlengkapan penyajian makanan dan minuman yang bersih.
  • Pakaian dan penampilan petugas yang bersih dan rapi.



4. Sejuk (kesejukan)

Tujuan: menciptakan lingkungan yang nyaman bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang nyaman dan rasa ”betah” bagi wisatawan, sehingga mendorong lama tinggal dan kunjungan lebih panjang.



Bentuk Aksi:

  • Melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon.
  • Memelihara penghijauan di daya tarik wisata serta jalur wisata.
  • Menjaga kondisi sejuk dalam ruangan umum, hotel, penginapan, restoran, alat transportasi dan tempat lainnya.



5. Indah (Keindahan)

Tujuan: Menciptakan Lingkungan yang indah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang menarik dan menumbuhkan kesan yang mendalam bagi wisatawan, sehingga mendorong promosi ke kalangan/pasar yang lebih luas dan potensi kunjungan ulang.



Bentuk Aksi:

  • Menjaga keindahan daya tarik wisata dalam tatanan yang harmoni dan alami.
  • Menata tempat tinggal dan lingkungan secara teratur, tertib, dan serasi serta menjaga karakter lokal.
  • Menjaga keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh sebagai elemen estetika lingkungan yang bersifat natural.

6. Ramah (Keramah tamahan)

Tujuan: Menciptakan lingkungan yang ramah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang akrab, bersahabat serta seperti di ”rumah sendiri” bagi wisatawan, sehingga mendorong minat kunjungan ulang dan promosi yang positif bagi prospek pasar yang lebih luas.



Bentuk Aksi:

  • Bersikap sebagai tuan rumah yang baik dan rela membantu wisatawan.
  • Memberi informasi tentang adat istiadat secara sopan.
  • Para petugas bisa menampilkan sikap dan perilaku yang terpuji.
  • Menampilkan senyum dan keramahtamahan yang tulus.




7. Kenangan.

Tujuan: menciptakan memori yang berkesan bagi wisatawan, sehingga pengalaman perjalanan/kunjungan wisata yang dilakukan dapat terus membekas dalam benak wisatawan, dan menumbuhkan motivasi untuk berkunjung ulang.



Bentuk Aksi:

  • Menggali dan mengangkat keunikan budaya lokal.
  • Menyajikan makanan dan minuman khas lokal yang bersih, sehat dan menarik.
  • Menyediakan cenderamata yang menarik, unik/khas serta mudah dibawa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mudah Menggambar Tali di CorelDRAW

Cara Mudah Menggambar Tali di CorelDRAW Sebenarnya Artistic media adalah tool yang bertujuan untuk membuat brush yang nantinya kita gunakan untuk membuat gambar-gambar rumit yang dirasa sulit untuk membuatnya secara manual, kalaupun bisa akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk membuatnya, misalnya untuk membuat tali yang melingkar-lingkar. Dengan memanfaatkan Artistic Media tool kita dengan mudah untuk membuatnya, seperti pertanyaan teman kita pada Komunitas Pengguna CorelDRAW Indonesia beberapa waktu lalu tentang membuat tali melingkar. 

Cara Membuat Rantai Melingkar Dengan CorelDRAW

Trik atau cara membuat rantai melingkar dengan CorelDRAW ini merupakan trik original yang belum pernah di posting di blog atau website manapun, kalaupun ada bisa dimungkinkan hasil dari copas atau ide dari blog kita tercinta ini. Soalnya dalam pencarian aku obok-obok tidak menemukan satupun tutorial seperti ini, sehingga aku berfikir keras untuk mencari trik yang benar-benar jitu dan cepat dengan sedikit menggunakan rumus matematika untuk membuat sebuah object rantai melingkar.

ETIKA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI SEKOLAH

               Pada dasarnya jiwa kepemimpinan dimiliki oleh setiap diri manusia (self leadership), setidaknya dirasakan manakala seseorang melewati suatu proses merencanakan dan menetapkan suatu keputusan guna merealisasikan tujuan hidupnya, namun dalam mengaktualisasikan kepemimpinan itu sendiri sering sekali manusia dihadapkan pada berbagai problematika hidup silih berganti, tidak sedikit persoalan muncul hanya disebabkan kesalahan dalam bertindak dan keliru mempersepsikan sesuatu, untuk menghindarinya menjadi penting faktor pengendali diri, salah satunya adalah dengan mempedomani nilai-nilai etika dan moralitas dalam kehidupan, jadi kepemimpinan dengan etika dan moralitas merupakan satu kesatuan yang sangat erat.