Ketika
kita kecewa, sakit hati dan lain sebagainya...banyak sekali pengaruh yang
berperan dalam kehidupan kita, baik itu berupa cara berfikir, cara berucap,
cara bersikap maupun sifat yang notabene sangat berpengauh negatif, baik untuk
orang lain maupun diri kita sendiri.
Coba
kita untuk merasakan dan me-recycle apa dan seperti apa yang telah kita perbuat
dan kita lakukan hanya karena di dasari rasa sakit hati dan kecewa.
Satu
hal yang kita yakini (walau tidak sampai 100%), bahwa ketika orang dikecewakan
atau merasa di sakiti, fikiran orang tersebut selalu tidak "normal dan
stabil".
Sebaik
apapun....
se-pintar
apapun...
se-cantik
apapun....
se-tampan
apapun...
se-benar
apapun...,
kita selalu berfikir dan menilai kenyataan itu terbalik 1800 jika orang tersebut (kita
yakini) telah membuat kita sakit hati, kecewa dan sebagainya.
Hal
yang terparah, ketika kita berusaha menciptakan sebuah alibi yang menjurus pada
fitnah agar orang tersebut merasakan apa yang kita rasakan saat ini (kecewa).
Tidak
berhenti disini saja, efek lain yang akan ikut menjadi terinfeksi adalah,
mudahnya kita (di yakini sebagai korban tersakiti dan terkecewakan) menerima,
mendapatkan dan menangkap informasi tentang orang tersebut menjadi sebuah
kebenaran abadi. Kita terkesan Apatis tentang ke-valid-an info. Apalagi info
tersebut tentang kejelekan..pasti hati kita akan tertawa terbahak-bahak, bahkan
mungkin sampai menangis karena senangnya oarng yang kita anggap pelaku (kita
nilai) mendapatkan karmanya.
Jika kita mencoba
meresapi apa yang sering kita perbuat, pasti dalam hati kita yang suci
terbersit sebuah pengakuan kebenaran tentang realita yang sedang berkembang di
hadapan kita. realita sebuah kebenaran yang berusaha kita pungkiri.
dan..
Tugas kita saat ini
adalah bagaimana cara membuka hati kita untuk menghapus bentuk sakit hati,
kebencian dan dendam yang disebabkan karena kita (anggap) kita menjadi
"korban".
Mungkin jawabannya
adalah POsitive Thingking.
Dengan kita mencoba
berfikiran positif, selain kita terhindar dari sifat dendam, fitnah dan
lainnya, kita juga aka merasa tenang karena tida yag terpendam, tiada yang
terbeban dalam fikiran kita.
Banyak
orang menganggap bahwa masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan
tapi sekaligus juga paling membingungkan. Masa dimana seseorang mulai
memikirkan tentang cita-cita, harapan, dan keinginan-
keinginannya.
Namun juga masa yang membingungkan, karena ia mulai menyadari
masalah-masalah yang muncul ketika ia mencoba untuk mengintegrasikan
antara keinginan diri dan keinginan orang-orang di sekitarnya.
Pada
saat inilah orangtua memiliki peranan yang sangat penting untuk menolong anak
remajanya, supaya mereka tidak salah jalan. Tetapi tidak dapat dipungkiri
kalau pada saat yang sama orangtua mengalami kesulitan dalam menghadapi
perubahan-perubahan yang dialami remaja, baik secara fisik maupun psikis.
Oleh karena itu orangtua perlu melakukan pendekatan-pendekatan yang tepat
agar dapat mengerti dan memahami masalah anak remajanya. Jika tidak maka hal
ini akan menyebabkan banyak kesalahpahaman di antara mereka.
Komentar
Posting Komentar