Bagaimana
menjaga hubungan yang harmonis antara orangtua dengan anak-anaknya yang
menginjak usia remaja? Bagaimana orangtua dapat menolong anak-anak
remajanya untuk mengenal diri lebih baik? Tentunya kita perlu mengetahui
tentang keunikan usia remaja ini.
-*- PEMBENTUKAN DIRI REMAJA: MANGGA DAN JERUK -*-
"Kalau menanam pohon jeruk, pastilah buahnya jeruk; kalau menanam
pohon mangga, pastilah buahnya mangga." Setiap orangtua yang telah
melakukan pekerjaan rumahnya dengan sebaik-baiknya, pastilah memiliki
harapan bahwa si anak yang telah "ditanam" itu akan bertumbuh
sesuai dengan didikan yang telah diberikan. Biasanya si anak akan
bertumbuh sesuai dengan target orangtua ... sampai ia menginjak usia
remaja. Tapi... si anak yang penurut, suka membantu, tidak melawan,
periang, dan sebagainya, tiba-tiba berubah menjadi seorang yang pemurung,
cepat tersinggung, masa bodoh, dan suka melawan. Dalam keadaan terkejut,
kita pun dengan gugup bertanya- tanya, "Apakah kami telah melakukan
kesalahan? Jika ya, kekeliruan apa yang telah kami lakukan?"
Dalam bukunya, "Helping The Struggling Adolescent", Les Parrot
III menguraikan konsep diri remaja yang terdiri dari empat aspek.
ASPEK PERTAMA adalah DIRI SUNJEKTIF
yaitu
pandangan pribadi remaja tentang siapakah dirinya. Ada remaja yang
menilai dirinya tampan, tapi ada pula yang menganggap dirinya tidak
menarik. Ada remaja yang melihat dirinya supel, namun ada pula yang
"kuper" (alias kurang pergaulan). Konsep diri subjektif
bersumber dari penilaian orangtua, guru, dan teman yang telah menjadi
konsep diri si remaja.
ASPEK KEDUA ialah DIRI OBJEKTIF,
yakni
pandangan orang lain tentang diri si remaja. Pandangan orang lain
bersifat mandiri dan beragam, dalam arti pandangan ini merupakan pandangan
pribadi seseorang tentang si remaja dan pandangan tiap orang tidak harus
sama dengan yang lainnya. Si remaja mungkin berpikir bahwa ia adalah
seseorang yang ramah dan ringan tangan (diri subjektif), namun
beberapa temannya menganggap bahwa ia adalah seseorang yang mau tahu
urusan orang lain (diri objektif).
ASPEK KETIGA ialah DIRI SOSIAL,
yaitu
pandangan si remaja akan dirinya berdasarkan pemikirannya tentang
pandangan orang lain terhadap dirinya. Di sini si remaja melihat dirinya
dengan menggunakan kacamata orang lain. Ia mereka-reka apa penilaian
orang lain terhadap dirinya dan sudah tentu rekaan ini dapat tepat
tapi dapat pula keliru. Ia mungkin menganggap bahwa orang lain
melihatnya sebagai seseorang yang berani (diri sosial) namun dalam
kenyataannya beberapa temannya memandangnya sebagai seseorang yang kurang
ajar (diri objektif). Ia sendiri mungkin menilai dirinya bukan
sebagai seseorang yang berani melainkan sekadar sebagai pembela
keadilan (diri subjektif).
ASPEK KEEMPAT adalah DIRI IDEAL,
yakni
sosok dirinya yang paling ia dambakan atau ia cita-citakan. Diri ideal
adalah diri yang belum terjadi atau terbentuk sehingga si remaja terus
berusaha mencapainya. Ia mungkin melihat dirinya sebagai seseorang yang
tidak stabil (diri subjektif), oleh karena itu ia senantiasa
berupaya menjadi seseorang yang sabar (diri ideal).
Komentar
Posting Komentar